SMSI Sumsel Turut Berduka atas Meninggalnya Ketua Dewan Pers
Sriwijayanews, PALEMBANG, - Ketua dan pengurus Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (SMSI Sumsel) mengungkapkan rasa belasungkawa dan duka cita mendalam atas meninggalnya Ketua Dewan Pers Prof Dr Azyumardi Azra. Hal itu disampaikan Ketua SMSI Sumsel, Jon Heri SSos melalui keterangan tertulisnya.
"Innalillahiwainnalillahirajiun. Serikat Media Siber Indonesia Sumatera Selatan turut berduka. Telah meninggal dunia Prof Dr Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers. Semoga beliau mendapat tempat yang mulia di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, amin," ungkap Jon Heri, Minggu (18/9).
Kabar meninggalnya Ketua Dewan Pers Prof Dr Azyumardi Azra diperkuat pernyataan Wakil Ketua Dewan Pers periode 2022 – 2025, M Agung Dharmajaya yang dikonfirmasi salah satu media anggota SMSI di Sumsel. "Innalillahiwainnalillahirajiun. Betul. Telah berpulang ke rahmatullah orang tua kita, guru kita, sahabat kita, pimpinan kita semua, Prof Azyumardi Azra tadi pada pukul 12.30 waktu Malaysia. Mohon maaf lahir-batin. Kalau ada salah dan khilaf beliau, mohon dimaafkan," ungkap Agung, Minggu (18/9).
Agung menjelaskan, hingga kini Dewan Pers masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga almarhum terkait kedatangan hingga pemakaman jenazah di tanah air. "Selanjutnya kami masih menunggu konfirmasi dari keluarga terkait rencana kedatangan jenazah, rencana disemayamkan di mana, dan rencana pemakaman. Sementara barangkali itu. Terima kasih atas perhatiannya," ungkapnya.
Sumber lain menyebutkan, kondisi Prof Azyumardi dari semalam masih koma. Baru saja dikonfirmasi oleh Yoshi Iskandar, Kabid Sosbud KBRI dengan berkomunikasi melalui Staf KBRI yang standby di RS Serdang, Selangor. Prof Azyumardi wafat pukul 12.30 waktu Malaysia.
Diwartakan sebelumnya, Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra pada Jumat (16/9) mengalami batuk-batuk di atas pesawat yang ditumpanginya menuju Malaysia. Azyumardi segera dilarikan ke rumah sakit saat tiba di bandar udara di Kuala Lumpur, Malaysia.
Hingga Sabtu siang, Azyumardi Azra masih dalam perawatan di rumah sakit tersebut. Dalam keterangan pers Dewan Pers, menjelaskan, Prof Azyumardi Azra memang sedang melakukan kunjungan ke Malaysia. Terjadi gangguan kesehatan saat Prof Azyumardi Azra hendak mendarat di Bandara Kuala Lumpur.
Dari catatan website Dewan Pers, Prof Azyumardi Azra, yang lebih akrab dipanggil Prof Azra, terpilih sebagai anggota Dewan Pers 2022 – 2025 dari unsur tokoh masyarakat. Ia kemudian didapuk menjadi Ketua Dewan Pers pada periode ini. Karir pendidikan tingginya ia awali di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982.
Setelah memperoleh beasiswa Fullbright, Prof Azra meraih gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University pada 1988. Ia juga mendapatkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan meraih gelar MA keduanya pada 1989. Pada 1992, ia menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul "The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries."
Kembali ke Jakarta, pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Sebelumnya, ia pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979 - 1985). Pada tahun 1994 - 1995, Prof Azra mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.
Pakar demokrasi dan Islam ini juga pernah menjadi professor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia, pada tahun 1997. Prof. Azra juga merupakan anggota Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997 dan 1999.
Sejak Desember 2006, ia menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sebelumnya sejak tahun 1998 hingga akhir 2006 adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992 - sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).
Prof. Azra merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004 - 2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004 - 2009). (*)
Posting Komentar