Panji Jaya Desa Terjauh Di OKU Sudah Miliki Jaringan Internet
BATURAJA, SRINE | Tim Monitoring Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu kaget, saat tiba di kantor Kepala Desa Panji Jaya.Salah satu perangkat desa Panji Jaya langsung membagikan kupon kepada rombongam tim monitoring.
“Bapak Camat berserta rombongan, tadi yang kami bagikan bukan kupon sembako atau kupon daging, kupon yang kami bagikan tadi adalah password wifi untuk mempermudah bapak ibu berinteraksi menggunakan jaringan,”jelas Eko Mujiono salah satu Kadus Panji Jaya.
Lanjut Eko, Akses internet desa yang dimiliki Desa Panji Jaya, untuk dipergunakan untuk keperluan pemerintah desa dan masyarakat,”paparnya.
Seperti di ketahui, Desa Panji Jaya salah satu dari 16 Desa dalam wilayah Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu dari tahun ke tahun terus berbenah membangun infrastrukur desa.
Meskipun sebagai desa terjauh dari ibukota kecamatan, fasilitas yang di miliki desa ini tidak kalah dengan desa/kelurahan yang dekat dengan kota, salah satunya Panji Jaya sudah memiliki intrrnet desa untuk berinterkasi dengan dunia luar.
Igede Darne selaku Kepala Desa Panji Jaya mengatakan, kebutuhan akan informasi sudah selayaknya di nikmati seluruh lapisan masyarakat khususnya pemerintah desa.
“Jaringan internet ini sudah lebih 2 tahun, ini kami pasang karena kebutuhan informasi dan komunikasi,”ungkap Igede Darne.
Dia menjelaskan Igede Darne adanya fasilitas teraebut karena Panji Jaya jauh dari jangkauan signal seluler, sedangkan kebutuhan informasi itu sangat penting,”terutama untuk komunikasi dengan pemerimtah kecamatan,”jelasnya.
Camat Peninjauan Zahrudin melalui Kasi PMD didampingi Kasi Pemerintahan Heriyanto saat melakukan monitoring dan evaluasi prmbangunan dana desa mengatakan pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa Panji Jaya tahap 3 sudah seratus persen.
“Hasil monitoring berdasarkan RAB perubahan kegiatan tahap 3 sudah 100 persen,”kata Nazarudin.
Sementara itu, PD TI Hendra menambahkan memgrnainkualitas pekrrjaan sudah cukup baik, namun pihaknya memberikan saran untuk pelaksanaan jalan cor kiranya setiap 10 meter dipasang patok pembatas, untuk memastikan hasil kegiatan sesuai dengan RAB.
“Untuk mempermudah memastikan ukuran panjang hasil pekerjaan, saran kami setiap 10 meter di pasang patok,”jelas Hendra.
Selain itu, kegiatan monitoring di desa Penilikan setiap kegiatan tidak ada prasasti,”Ternyata setelah di koreksi RAB nya memang pada saat perencanaan tidak dianggarkan untuk pembelian dan pemasangan Prasasti,”bebernya.
Untuk itu pihaknya menyarankan pada penyusunan anggaran tahun 2020 setiap desa jika menganggarkan kegiatan fisik harus di masukan dalam RAB biaya prasati.
“Prasasti ini banyak sekali kegunaannya, pertama untuk diketahui semua pihak bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan pada tahun berapa,volumenya berapa, kalau tidak ada prasasti nanti bisa saja diakui pihak lain bahwa pekerjaan itu pihaklain yang mengerjakan,”tutupnya.(A/SN)
Posting Komentar