PT Bukit Asam Ajak Awak Media Kunjungi Tambang Batubara Di Padang
MUARAENIM, SRINE--PT, Bukit Asam Gandeng Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) dan Ikatan Wartawan Online (Iwo )kabupaten Muara Enim kunjungi tambang batu bara di Padang ,Sumbar .Sawahlunto Sriwijaya, adalah salah satu kota di provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Pa-dang ini, dikelilingi oleh 3 kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, yaitu Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Sijunjung.
Kota yang saat ini dipimpin oleh Deri Asta SH sebagai Wali Kota Sawahlunto yang pusat kotanya sebagian daerah pasca tambang batu bara sejak zaman kolonial Belanda secara langsung dikunjungi rombongan Jurnalis dari PWI dan IWO asal Kabupaten Muara Enim yang didampingi pihak Humas PT Bukit Asam Tbk yakni Asmen Humas PT BA Muhammad Saman.
Setibanya di Kota Sawahlunto ini, rombongan jurnalis langsung disambut dan di jamu oleh Manager PT BA Ombilin Nan Budiman BE, dalam kesempatan teraebut ia menjelaskan secara singkat sejarah awal penambangan di daerah sawahlunto yang merupakan penghasil batu bara dengan kalori terbaik di dunia.
“Selamat datang saya ucapkan dan terima kasih pada para jurnalis asal Kabupaten Muara Enim yang sempat mampir dan berkunjung ke Kota Wisata Sawahlunto,” kata Man Budiman, Jumat (20/12).
Ia menceritakan, awal penambang dimulai 1892 pertama produksi batu bara pertama yang sebelumnya batu bara ditemukan Ir WH De Greve Di Tepi. Penemuan batu bara Ombilin di Sawahlunto. Telah menjadi perhatian dan menjadi pembicaraan banyak pihak, terutama di Belanda sejak pertengahan hingga penghujung abad 19. Rentang tahun 1868-1887 pihak swasta begitu antusias dan bersemangat untuk menanamkan modal dalam usaha penambangan batu bara dan pembangunan jalur transportasi kereta api di Sumatera Barat.
Berikutnya periode 1887-1891 negara menunjukkan peran dominannya. hingga akhirnya sampai pada keputusan bahwa penambangan batu bara Ombilin dan pembangunan jalur kereta api dilakukan oleh negara.
Dibawah pimpinan ljzerman, penambangan dilakukan
lebih awal di Sungai Durian tahun 1891. Seiring itu, rancangan Undang-Undang Penambangan Batu Bara Ombilin disahkan menjadi Undang-Undang pada 28 Desember 1891.
1891-1942. Dan sempat diambil alih oleh Jepang pada saat itu. Pada1945 di zaman meredeka Indonesiq diambil alih Indonesia yang dikelola oleh Direktorat Pertambangan 1950-1958. Dan pada 1961-1968 dibawah pengelolaan badan perusahaan umum (BPU) Batu bara.
Pada 1968 terbentuk PN Tambang Batubara yang membawahi Unit Produksi Ombilin (UPO). Unit produksi bukit asam (UPBA) dan unit produksi. Dan pada zaman ini tidak luput dari permasalahan seperti tambang liar atau tambang rakyat.
Pada 1981 crash menjadk ombillin PT BA. Setelah melewati produksi yang cukup lumayan, pada 2017 pasca tambang. IUO 2.935 hektar dan baru 1800 hektar aset bukit asam.
“Ombillin pantas menjadi mendapatkan penghargaan, karena dampaknya bukan hanya di sawahlunto saja tetapi di liat juga,” tuturnya.
Selain itu, pasca tambang saat ini, sesuai dengan visi misi Kota Sawahlunto pada 2020 Kota Sawahlunto menjadi Kota Wisata tambang yang berbudaya.
“Dibalik semua itu, tambang ombillin ini pada zaman keemasannya sekitar 1995-1996 dengan memproduksi 1,5 juta ton dengan kalori 7.300 kandungan kalori. Dimana kalori tersebut kalori batu bara terbaik didunia,” tukasnya
Posting Komentar