Lagi,Tumpahan Minyak Mentah Pertamina Cemari Lingkungan Warga
Pantauan di lapangan, tumpahan minyak tersebut berada di dalam saluran drainase Jalan Sudirman tepatnya di RT 01 RW 04 Kelurahan Patih Galung. Saluran drainase yang diduga minyak mentah berwarna hitam itu mengalir di sepanjang sekitar lima meter lebih saluran drainase.
Sejumlah pekerja dari Pertamina dan warga sekitar tampak membersihkan drainase dari minyak. Beruntung minyak tidak mengaliri kebun dan lingkungan warga sehingga tidak menyebabkan kerugian bagi masyarakat.
Namun meski demikian, adanya minyak tersebut membuat warga khususnya warga RT 01 mengaku resah karena khawatir minyak akan terbawa air ketika hujan dan mengaliri sungai maupun lahan. Tidak hanya itu, warga juga mengkhawatirkan jika minyak terus menggenangi kawasan tersebut akan menyebabkan kebakaran akibat ulah prang iseng yang menyulutkan api ke tumpahan minyak.
Ketua RT 01 RW 04 Kelurahan Patih Galung, Sarpan kepada sejumlah wartawan mengatakan, minyak tumpah ke drainase jalan disebabkan pipa pertamina di bawah jalan mengalami kebocoran dan peristiwa itu sudah terjadi sejak 1 bulan lalu.
"Awalnya keluar dari pipa di tengah jalan lalu dibersihkan, perkiraan pertamina dari dalam kesing pipa saja minyak itu sehingga sehari sampai tiga hari tidak keluar lagi setelah ditutup. Lalu setelah itu keluar lagi dan kita lapor lagi ke Pertamina karena tambah banyak, itu terjadi sudah sejak sebulan lalu," ungkapnya.
Sarpan mengatakan, dengan adanya tumpahan itu pihaknya khawatir akan menyebar ke kebun dan lahan warga karena berada di pinggir jalan, selain itu juga khawatir akan mengundang api jika ada oknum membuang sisa api rokok ke tumpahan minyak.
"Kalau ada orang buang puntung rokok pasti akan terbakar, itukan minyak dan kalau dibiarkan terus menerus kita khawatir minyak akan mengaliri sungai Talang di ujung drainase kalau hujan dan menyebar ke kebun warga, itu yang kita khawatirkan," bebernya seraya mengatakan keterangan pihak pertamina pipa yang mengalami kerusakan berada ditengah jalan dan karena proses tidak terlalu membahayakan sehingga perbaikan diusulkan ke pusat dahulu untuk mengganti pipa dan harus ada izin pemerintah dalam membongkar jalan.
Untuk itu pihaknya berharap pihak Pertamina langsung melakukan penanganan ekstra sehingga tumpahan minyak tidak lagi terjadi dan membuat warga tidak cemas. "Pertamina harus langsung menangani ekstra karena kalau terjadi terus warga yang resah terus melapor ke kita," harapnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua RW 04 Kelurahan Patih Galung, A Murod justru mengungkapkan pipa pertamina bocor itu bahkan sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir dan pihaknya meminta penanganan pertamina jangan sampai menyebar ke sungai maupun pemukiman dan lingkungan masyarakat. "Dulukan pernah digali oleh Pertamina tapi idak ketemu bocornyo dimano, apo di tengah jalan atau bukan, jelasnya digali dan disedot minyaknya habis dak berapo lamo datang lagi minyak itu. Sudah lama itu tejadi lebih dari tiga bulan," ujarnya.
Murod mengatakan, minyak tersebut jelasnya sangat bahaya apalagi mencemari lingkungan dan jika tersambar warga, namun untungnya tumpahan itu berada di dalam drainase jika tidak maka dipastikan akan mencemari lingkungan warga apalagi jika hujan dikhawaritkan akan masuk ke sumur warga. "Untuk itu kami mengharapkan pertamina benar-benar melakukan perbaikan dan mencari titik penyebabnya sehingga bisa menyelesaikan persoalan, kalo idak yo makitu-makitulah," keluhnya.
Terpisah, Feri Alwi SH yang merupakan anggota DPRD Prabumulih dan rumahnya di Kelurahan Patih Galung mengungkapkan banyak warga melapor ke dirinya terkait tumpahan minyak diduga disebabkan kebocoran pipa tersebut dan beberapa tempat lain di Kecamatan Prabumulih Barat. "Menanggapi itu kami minta mengatasi jangan hanya membersihkan saja, cari tahu apa penyebabnya. Jika memang karena korosi atau pipa sudah tua maka harus diganti karena pipa itu ada masanya dan tentunya Pertamina mengetahui itu, pipa mana saja sudah tua dan dimana saja maka harus diganti untuk menghindari kejadian kebocoran," ujarnya.
Feri mengatakan, jika terus terjadinya kebocoran pipa maka masyarakat akan resah dan susah, sementara ketika warga menuntut ganti rugi banyak alasan akan dilontarkan pihak perusahaan. "Sejauh ini sudah beberapa tempat kita ketahui adanya kebocoran, jika ada masalah itu yang jadi persoalan pasti ganti rugi dan pertamina selalu berkilah diduga disengaja serta alasan lain sementara masyarakat tidak tahu menahu. Padahal jika ada kesengajaan dan pidana harusnya libatkan polisi, proses yang bersalah," bebernya.
Untuk itu selaku DPRD kita akan berkoordinasi dengan pimpinan akan mengundang pihak Pertamina EP Asse 2 untuk mengetahui penyebab kebocoran. "Di Prabumulih ini tiap daerah pasti dilewati pipa, pertamina harus ada data mana pipa yang sudah tua dan perlu pergantian dan mana yang baru, apa penyebab banyaknya kebocoran itu, untuk itu kita akan undang," tegasnya.
Terpisah, Assistant Manager Legal & Relation PT Pertamina EP Prabumulih Field, Setyo Puji Hartono membantah adanya kebocoran namun adanya pipa sisa kerusakan atau pergantian pipa lama yang dipotong dan tidak bisa diambil karena berada dibawah jalan. "Jadi Pertamina jika ada pipa sudah tua maka ada penggantian dan ada crossing jalan negara sehingga ada sisa lebarnya di jalan. Jadi seumpama sebelah kiri dan kanan (pipa) dipotong lalu selebar di jalan aspal itu tidak diambil dan didalamnya ada sisa minyak, akibat kondisi hujan panas membuat itu (minyak) keluar. Jadi bukan kebocoran, saya luruskan dan tim kita dari elnusa dan HSE sendiri tidak menemukan adanya titik-titik yang bocor," ungkapnya.
Setyo juga membantah kejadian sudah sebulan, namun ketika ada tumpahan langsung dibersihkan dan ketika ada panas hujan sisa minyak kembali keluar. "Mmungkin nanti panas hujan lagi akan keluar lagi, tidak satu bulan. Kalau satu bulan bayangkan berapa inci pipa kita dan berapa luas jalan, berapa barel itu (minyak keluar-red), ga ada satu bulan," lanjutnya.
Ditanya kekhawatiran warga minyak mudah terbakar, Setyo mengaku untuk minyak mentah tidak seperti minyak olahan namun terap penting tidak menyalakan api di dekat minyak apapun itu. "Pada saat mengalir minyak sudah diselesaikan dan liat cuaca jika panas terus dan didalam pipa masih ada sisa maka itu (mengalir lagi-red). Kita sudah antisipasi 1x24 jam pertamina punya pasukan untuk menanggulangi plus anggota kita dari elnusa," bebernya seraya mengatakan untuk crosing harus izin membuka jalan aspal karena rumit izin harus ke pusat. (*)
Posting Komentar