Presiden Sebut Indonesia Berkomitmen Wujudkan Perdamaian di Afghanistan
Jakarta,SRINE.Com-- Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Konferensi Ulama Trilateral Afghanistan, Indonesia, dan Pakistan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat pagi, 11 Mei 2018. Pertemuan para ulama dari tiga negara besar yang mewakili lebih dari 488 juta populasi umat muslim dunia ini digelar untuk mewujudkan perdamaian dan solidaritas di Afghanistan."Dalam kurun sembilan bulan, saya dua kali bertemu dengan Presiden Ghani di Jakarta dan Kabul. Saya menyambut hangat undangan Presiden Ghani agar Indonesia turut mendorong bina damai, _peace building_, di Afghanistan. Termasuk di bidang kerja sama ekonomi, kepolisian, antinarkoba, dan pendidikan," ujar Presiden dalam sambutannya.
Indonesia sebelumnya telah berkomitmen untuk ambil bagian dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. Presiden menyebut, kesungguhan itu salah satunya ditunjukkan melalui kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan "Kabul Peace Process" pada Februari lalu.
"Saya juga berkomunikasi dengan Presiden Pakistan Mamnun Hussain serta Perdana Menteri Abbasi dalam kunjungan saya ke Islamabad. Pakistan adalah negara tetangga yang penting dan berperan di kawasan. Alhamdulillah, Pakistan menyambut baik komitmen dan upaya Indonesia membantu _peace building_ di Afghanistan," imbuhnya.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa ulama turut memegang peranan penting dalam mendorong perdamaian di Afghanistan. Oleh karenanya, melalui pertemuan ini, Indonesia memfasilitasi peran konstruktif dari para ulama untuk menyampaikan pesan perdamaian di Afghanistan.
"Pertemuan trilateral ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya Indonesia untuk mengedepankan peran para ulama. Indonesia sungguh merasa terhormat mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah," tutur Presiden.
Pertemuan ini mempertemukan setidaknya 19 ulama dari Afghanistan, 17 ulama dari Pakistan, dan 17 ulama dari Indonesia. Presiden Joko Widodo berharap agar pertemuan trilateral ini dapat memberikan kontribusi konkret bagi perdamaian di Afghanistan.
"Melalui suara ulama, khususnya dari Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia, kiranya semangat ukhuwah untuk perdamaian di Afghanistan dapat diperkuat," ucapnya.
Presiden Joko Widodo juga menyadari bahwa jalan dan upaya menuju perdamaian tidak pernah mudah. Namun, sebagai orang beriman, ia mengatakan bahwa kita harus selalu meyakini adanya pertolongan Allah. Oleh karenanya, ia meminta seluruh pihak untuk tidak memadamkan semangat perdamaian.
"Di sini lah saya kira peran kunci para ulama dalam menjaga momentum dan optimisme umat dalam perdamaian. Ulama adalah agen perdamaian, ulama didengar, ulama dituruti, ulama diteladani oleh umat, ulama memiliki karisma, ulama memiliki otoritas, ulama memiliki kekuatan untuk membentuk wajah umat yang damai," sambungnya.
Di penghujung sambutan, Kepala Negara menyerukan kepada seluruh pihak agar meluruskan niat semata hanya untuk meraih rida Ilahi. Dengan niat ikhlas dan tulus, Kepala Negara yakin bahwa tugas berat dan mulia ini akan dapat dilalui bersama.
"Tidak dapat dimungkiri, ini adalah tugas berat, sekaligus tugas yang mulia bagi para ulama. Untuk itulah saya kembali menyerukan, mari kita niatkan pertemuan ini semata hanya untuk meraih rida Allah melalui menabur benih-benih perdamaian dan menghindari kekerasan di antara hamba-hamba-Nya," tuturnya.
Turut hadir mendampingi Presiden, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin, (Imo /Sn 01) .
Posting Komentar